Pada musim tanam I 2017-2018 kemarin kami menanam padi varietas Inpari-32 dengan metode hayati. Penananam perdana yang kami lakukan setelah musim sebelumya kami budidaya melon ekslusif selama 2 musim berturut-turut. Dalam penanaman padi perdana ini kami masih belum mempunyai SOP baku karena kami masih adaptasi dengan budidaya padi, dan Alhamdulillah dengan metode "ujicoba" kemarin hasil panenan kami kl dikonversikan pada lahan 1Ha maka menghasilkan 7,5Ton/Ha GKG. Sebelumnya ketika Gurahit masih dikelola orang lain paling maksimal cuma menghasilkan setengah dari hasil kami.
Padi Inpari 32 diGurahit dengan Metode Hayati MT1 2017-2018 |
Belajar dari pengalaman dimusim tanam/MT1 kemarin maka diMT2 ini kami akan menyempurnakan teknik hayati yang kemarin dengan konsep "efektif efisien" dengan hasil yang optimal, adapun varietas padi yang kami pakai diMT 1 ini adalah dominan dengan IPB 3s, Cakrabuana 03 dan Inpari 32. dilahan kami seluas 1,5Ha dikawasan Gurahit Agriculture yg terdiri dari 2 lahan yaitu Blok Gurahit dan Astana.
Adapun tujuan kami melakukan budidaya padi dengan metode hayati ala Team Gurahit Agriculture yang kami ciptakan sendiri ini adalah untuk menghasilkan produk padi yang sehat dan terbebas dari residu-residu kimiawi yang bisa membahayakan tubuh, tentunya dengan menghasilkan gabah dan beras yang berkwalitas dan unggul dari segi kwantitas tentunya.
Pengalaman kami ketika melakukan budidaya padi metode Hayati diMT 1 adalah beras yang dihasilkan lebih bening bersih dan nasi yang dihasilkan lebih pulen, wangi dan lebih awet atau tidak cepat basi dibandingkan dengan beras yang biasa dijual dipasaran. Dari foto diatas beras sebelah kiri adalah beras dari benih Inpari32 dgn budidaya Hayati, sementara yang sebelah kanan adalah beras dari benih inpari32 yg dihasilkan dari budidaya petani non hayati.
Selain itu ada bonus lain dari kegiatan teknik hayati ini adalah berkembangnya predator-predator yg menyerang OPT dikawasan Gurahit, karena predator-predator tersebut nyaman tinggal dikawasan kami. Belut sudah mulai banyak terlihat dilahan kami terutama diastana yang kondisi lahan irigasi.
Pengalaman kami ketika melakukan budidaya padi metode Hayati diMT 1 adalah beras yang dihasilkan lebih bening bersih dan nasi yang dihasilkan lebih pulen, wangi dan lebih awet atau tidak cepat basi dibandingkan dengan beras yang biasa dijual dipasaran. Dari foto diatas beras sebelah kiri adalah beras dari benih Inpari32 dgn budidaya Hayati, sementara yang sebelah kanan adalah beras dari benih inpari32 yg dihasilkan dari budidaya petani non hayati.
Selain itu ada bonus lain dari kegiatan teknik hayati ini adalah berkembangnya predator-predator yg menyerang OPT dikawasan Gurahit, karena predator-predator tersebut nyaman tinggal dikawasan kami. Belut sudah mulai banyak terlihat dilahan kami terutama diastana yang kondisi lahan irigasi.
Comments
Post a Comment